Otak adalah perangkat jasad yang ditanam oleh Sang Pencipta didalam tempurung kepala, akan tetapi akal merupakan suatu perangkat jiwa yang digabung dengan hati. Jadi integrasikanlah akal dan hati !, karena disitu akan menemukan kebenaran yang hakiki.
Banyak orang menggunakan otak untuk berfikir tapi belum tentu berakal, karena banyak orang pintar dengan kepintaran otaknya menjatuhkan orang lain. Banyak orang pintar dengan kepintaran otaknya membohongi orang lain, banyak orang pintar dengan kepintaran otaknya mengadu domba orang lain, sehingga yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Bahkan dengan kepintaran otaknya hukum Tuhanpun di manipulasi, zakat yang semestinya dibayar kontan 2,5%, diolah sedemikian rupa untuk memperkaya dirinya sendiri.
Maka ingat sekali lagi otak berbeda dengan akal!
QS. Ali Imran (3): 7
"Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu … Dan tidak bisa mengambil pelajaran (dari dalam al Qur'an) kecuali orang-orang yang berakal"
Maksud dari ayat tersebut supaya kita mengintegrasikan akal dengan hati untuk menemukan kebenaran yang hakiki!
Alloh SWT berfirman : " Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa (membersihkan hati) itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (QS. Asy Syams : 7 - 10)
Dan Rasululloh Saw bersabda : " Ketahuilah, didalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pula seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tapi apa yang terjadi? logikalah yang menguasai zaman ini, sehingga otak yang menguasai hati bukan hati yang menguasai otak, pikiran ataupun logika, dan sungguh ironis sekali otakpun menjadi pujaan umat di zaman ini, bahkan menjadi Tuhan-Tuhan baru yang bermunculan dimuka bumi.
Ada fenomena apakah ini?
Maka mutlak hati harus menguasi otak bukan otak yang menguasai hati, dan hati yang suci dan bersih pasti akan menimbulkan suatau perdamaian, akan tetapi sebaliknya ketika otak menguasai hati sehingga hati yang bersih menjadi kotor, penuh dengan virus-virus ke aku-aku an sehingga menimbulkan suatu kekacauan dan kerusakan dunia. Karena tiada lagi suatu ketentraman didalam hati, yang ada sebuah pengakuan merasa memiliki.
Yang berkuasa merasa berkuasa, sehingga menindas kaum yang lemah, yang kaya merasa kaya, sehingga timbul merendahkan orang dibawahnya, yang pintar juga merasa pintar sehingga dengan kepintarannya menjatuhkan orang lain, begitu pula yang merasa dekat dengan Tuhan, dia merasa bahwa dialah yang terbaik dalam beribadah. Sehingga tak terelakkan pengakuan merasa menjadi orang orang suci dan mulia menjadi baju kemunafikannya!
ngatlah wahai saudaraku! Kita ini siapa? Kok berani-beraninya kita mengaku merasa memiliki dihadapan Tuhan? Renungkanlah dengan hati yang bersih!
Padahal kita terlahir diduniaa terlahir dari setetes air yang hina dan tidak membawa apa-apa, tapi mengapa kita merasa ada pengakuan memiliki serta bangga dengan nikmat apa yang telah diberikanNya kepada kita?
Apakah itu yang disebut sebagai hamba yang sejati?
Seorang hamba yang sejati dia tidak akan pernah melukai Tuhan!
Seorang hamba yang sejati dia tidak pula mengotori iman nalurinya!
Seorang hamba yang sejati tidak akan pernah merasa ada sebuah pengakuan!
Tolong jangan munafek kepada diri sendiri! Jujur itu lebih baik, daripada menipu diri sendiri.
Pengakuan seorang hamba yang tulus dan sejati adalah merasa dirinya hina dan penuh berlumuran dosa. Tiada satupun pengakuan perasaan AKU yang menancap di dalam hatinya.
Tapi bagaimana dengan kita? berapa kali mengaku dihadapan Tuhan? Merasa suci, merasa baik, merasa alim, merasa mulia, merasa berjuang, merasa mujahadah, merasa hebat, merasa pandai, merasa kaya, merasa hidup, merasa memiliki dsb.
Padahal semua itu adalah milik Tuhan! Mengapa kita mengaku milik kita?
Apakah itu bukan pencuri? Apakah itu bukan perampok? Apakah itu bukan koruptor? Apakah itu bukan penipu ulung?
Astagfirullah hal adzim…!!!
Yaa Alloh ternyata aku lebih kejam dari perampok, ternyata aku lebih kotor dari pencuri, ternyata aku lebih hina dari koruptor! Yang selama ini aku maki dan kuhujat dengan sumpah serapah!
Tapi aku lebih kejam daripada itu semua, karena milikMu aku rampas dengan paksa. PemberianMu aku rampas dengan penuh kesombongan, kebaikanMu aku rampas ketakaburan, kepandaianMu aku rampas dengan penuh kepohangan, dan kemuliaanMu juga aku rampas dengan bertepuk membusungkan dada keangkuhan.
Apakah ini yang pantas disebut sebagai hamba yang sejati?
Pantaskah aku menjadi kekasihMu Yaa Tuhan???
Renungan dasyat untuk hati penuh dengan kemunafekan!
0 komentar:
Posting Komentar